Jumat, 20 Januari 2017

OPTIMALISASI PERCEPATAN PENURUNAN KEMATIAN IBU DAN BAYI DI KABUPATEN MANDAILING NATAL

01.  IDENTITAS PROYEK

a.  JUDUL

OPTIMALISASI PERCEPATAN PENURUNAN KEMATIAN IBU DAN BAYI DI KABUPATEN MANDAILING NATAL

b.  DESKRIPSI

Kabupaten Mandailing Natal merupakan daerah kabupaten paling selatan dari wilayah Provinsi Sumatera Utara dan berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat dan Samudera Indonesia. Secara lengkap batas administrasi wilayah Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut :
·       Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan
·       Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas
·      Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat
·       Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia
Secara topografis Kabupaten Mandailing Natal terbagi atas wilayah dataran rendah dan wilayah dataran tinggi dan daerah pegunungan yang masing-masing daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari topografi, kontur maupun iklim.
Pembagian wilayah secara administratif, sampai dengan tahun 2015 wilayah Kabupaten Mandailing Natal terbagi atas 23 kecamatan yang terdiri dari 407 desa/ kelurahan yang masing-masing merupakan 380 desa dan 27 kelurahan.



Memiliki sarana kesehatan berupa 26 puskesmas 3 merupakan Puskesmas Perawatan, 23 puskesmas Non Perawatan, 2 RSUD dan  2 RS Swasta dengan sumber daya manusia kesehatan dokter spesialis 23 orang, dokter umum 41orang, dokter gigi 11 orang, perawat 267 orang, perawat gigi 11 orang, bidan 356 orang, analis 15 orang, kesehatan lingkungan 10 orang, kesehatan masyarakat 12 orang, gizi 14 orang, tenaga kefarmasian 28 orang dan lainnnya.
Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Mandailing Natal dilatar belakangi oleh berbagai faktor antara lain masalah kesehatan, pelayanan selama kehamilan, melahirkan dan nifas, rasionalisasi sumber daya manusia kesehatan, Instrument peralatan, budaya masyarakat serta kondisi tofografis kabupaten Mandailing Natal yang merupakan daerah perbatasan yang terbagi atas wilayah dataran rendah, dataran tinggi serta pegunungan yang mempengaruhi akses mencapai fasilitas pelayanan kesehatan dan Rumah sakit sebagai Pusat Rujukan.
Adapun Jumlah kematian ibu di kabupaten Mandailing Natal beserta faktor penyebabnya pada dekade 3 (tiga) tahun terakhir sebagai berikut :
a.  Pada tahun 2012 sebanyak 10 kasus yaitu 2 kasus ibu hamil, 3 kasus ibu melahirkan, 5 kasus ibu nifas dengan faktor penyebab masalah kesehatan berupa perdarahan, eklampsia dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan  dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
b.  Pada tahun 2013 sebanyak 12 kasus yaitu 4 kasus ibu hamil, 6 kasus ibu melahirkan, 2 kasus ibu nifas dengan faktor penyebab masalah kesehatan berupa perdarahan, eklampsia dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
c.   Pada tahun 2014 sebanyak 13 kasus yaitu 2 kasus ibu hamil, 7 kasus ibu melahirkan, 4 kasus ibu nifas dengan faktor penyebab masalah kesehatan berupa perdarahan, eklampsia dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
Jumlah kematian bayi beserta faktor penyebabnya di kabupaten Mandailing Natal pada dekade 3 (tiga) tahun terakhir sebagai berikut :
a.      Pada tahun 2012 sebanyak 217 kasus dengan faktor penyebab berupa masalah kesehatan seperti BBLR, Asfiksia, Tetanus neonatorum dan lahir mati. Serta karena faktor sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
b.      Pada tahun 2013 sebanyak 158 kasus dengan faktor penyebab berupa masalah kesehatan seperti BBLR, Asfiksia, Demam, lahir mati dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
c.      Pada tahun 2014 sebanyak 201 kasus dengan faktor penyebab berupa masalah kesehatan seperti BBLR, Asfiksia, ISPA, lahir mati dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.

Sehubungan dengan hal tersebut untuk mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi di kabupaten Mandailing Natal dilakukan Proyek Perubahan terhadap faktor penyebab terjadinya kematian ibu dan bayi.
Dengan Prioritas Penanganan Penyebab kematian Ibu berdasarkan urutan dan Prioritas Penanganan sebagai berikut  :
1.     Kurangnya pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi dan balita dan kurangnya kemauan Ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya serta masih adanya Budaya melahirkan di dukun dan dirumah bukan di Fasilitas Kesehatan dengan tenaga kesehatan merupakan permasalahan tentang kesehatan, dalam penurunan jumlah kematian ibu dan bayi.
2.     Akses terhadap Fasilitas Pelayanan dan sarana pelayanan yang belum tertata dengan baik serta pelayanan rujukan.
Dengan demikian Proyek Perubahan sebagai Inovasi untuk mengatasi penyebab di atas adalah :
I. September s/d Desember 2015
1.     Memberikan pengetahuan tentang kesehatan bagi Ibu hamil dan Ibu bayi dan balita yang merupakan sebuah Inovasi, dengan terbentuknya kelas Ibu hamil dan Ibu bayi dan balita di kecamatan, kelurahan, desa yang memiliki Ibu hamil dan Ibu yang memiliki bayi dan balita diharapkan para ibu hamil, ibu bayi dan balita dapat saling berinteraksi, saling berbagi pengalaman dan dapat menambah pengetahuan masing-masing.
Kelas ibu hamil, kelas ibu bayi dan balita ini difasilitasi oleh Fasilitator yang sudah dilatih, Kelas ibu hamil. Pelaksanaannya dapat di laksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu atau fasilitas kesehatan lainnya dan juga dapat dilaksanakan dirumah warga yang sudah disepakati oleh para ibu dengan jumlah peserta 5-15 orang Ibu hamil, dan ibu yang memiliki Bayi dan Balita.
Pembentukan Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu bayi dan balita dilakukan di 26 Puskesmas/Kecamatan secara bertahap, Lounching pertama di kecamatan Tambangan yang merupakan wilayah Kerja Puskesmas Tambangan.




2.     Melakukan sosialisasi bersalin di Fasilitas Kesehatan, oleh tenaga kesehatan kepada masyarakat di 23 kecamatan dan advokasi ke DPRD.
Penerbitan surat edaran Bupati tentang bersalin difasilitas kesehatan dan penjelasan surat edaran Bupati tentang fasilitas kesehatan.
3.    Melakukan kajian instrument puskemas / supervisi fasilitatif ke puskesmas, untuk peningkatan kualitas pelayanan Gawat darurat Maternal, Neonatal dan penguatan sistem rujukan serta tata kelola klinis yang baik.
4.    Peningkatan kualitas kemampuan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Audit Maternal Perinatal (AMP) berupa kajian untuk mengetahui penyebab kematian dan kesakitan ibu dan bayi agar tidak terjadi lagi dimasa yang akan datang.
5.    Buku kesehatan ibu dan anak (KIA), merupakan buku wajib bagi ibu hamil, Kelas Ibu Hamil, bayi dan balita di Kelas Ibu hamil Bayi dan Balita. Buku KIA merupakan dokumen bagi ibu, yang dapat juga dipakai sebagai alat Komunikasi Informasi Edukasi (KIE).
6.    Merancang Peraturan Bupati Mandailing Natal tentang KIBBLA (Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita). Pada Peraturan tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal diupayakan menanggung biaya kesehatan sejak masa kehamilan sampai dengan Balita, sehingga diharapkan akan lahirlah Generasi Emas di Kabupaten Mandailing Natal beberapa tahun kedepan.






II.   Desember 2015 s/d Desember 2016
1.    Advokasi kebijakan Daerah tentang kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita (KIBBLA) dengan terbentuknya Peraturan Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita sehingga tercapai generasi Emas.
2.    Advokasi  Anggaran untuk kebijakan tersebut diatas dan Untuk Bantuan Jaminan Persalinan Gratis dari Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal kepada masyarakat.  
3.    Puskesmas Emas yang ada menginovasi Puskesmas Sayang Ibu dan Bayi.
III.  Tahun 2017
Puskesmas Sayang Ibu dan RSUD menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan.


c.  SPONSOR
Adapun Atasan/Pejabat atau Seseorang dalam organisasi yang bersikap bijak dan dewasa yang dapat memberikan pengetahuan, pengalaman dan membuka pintu - pintu peluang yang membantu peserta dalam organisasi untuk mencapai potensi untuk berkinerja dalam organisasi adalah Bapak  Drs. Dahlan Hasan Nasution selaku Bupati Mandailing Natal dan Atasan Langsung peserta Diklatpim II dan Drs. MHD. Syafei Lubis, M.Si selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Mandailing Natal sebagai Mentor.

d.  PROJECT  LEADER
Proyek perubahan ini akan dipimpin langsung oleh peserta Diklatpim II Angkatan XLI Kelas L tahun 2015 nama Drg. Ismail Lubis, NDH II, Instansi Dinas Kesehatan kabupaten Mandailing Natal.


e.  SUMBER DAYA TIM
Adapun sumber daya tim efektif ini berupa adanya :
01.    Kelompok Kerja (POKJA)
1. SK Bupati Mandailing Natal Nomor : 440/237/K/2015 tentang Kelompok Kerja Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir di Kabupaten Mandailing Natal.
2. SK Bupati Mandailing Natal Nomor : 440.444/448/K/2015 tentang TIM Audit Maternal Perinatal Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015.
3.  SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madina Nomor: 800/2900/Dinkes/2015 tentang Pembentukan Tim Penyelia Fasilitatif dan Supervisi Fasilitatif Tingkat Kabupaten Madina Tahun 2015.
4. SK kepala dinas kesehatan kabupaten mandailing natal nomor : 800/5062/DINKES/2015.

02.      Persalinan di Fasilitas Kesehatan
1.     Surat Edaran Bupati Mandailing Natal Nomor: 440/1128/DINKES/2015 tentang Pertolongan Persalinan di Laksanakan di Fasilitas Kesehatan Milik Pemerintah dan Swasta.
2.    Penjelasan Surat Edaran Nomor : 440/1836/DINKES/2015. Tentang Penetapan Tim Pembentukan Kelas Ibu Hamil, Bayi dan Balita Di Kabupaten Mandailing Natal.

03.      Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Anggaran tertampung di P - APBD kabupaten Mandailing Natal tahun 2015.






02.      LATAR BELAKANG
            Millenium Development Goals (MDGs) merupakan komitmen dari 180 Kepala Negara termasuk Pemerintah Republik Indonesia yang bertujuan untuk mensejahterakan umat manusia. MDGs merupakan paket berisi tujuan yang mempunyai batas waktu dan terukur untuk menanggulangi kemiskinan, kelaparan, penyakit, buta aksara, penurunan kualitas lingkungan dan diskriminasi perempuan.
            Target MDGs di Indonesia sebenarnya permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia sehari-hari yang terkait kesehatan meliputi gizi, kesehatan anak, kesehatan ibu, penyakit menular, air minum, sanitasi, hal ini merupakan permasalahan aktual di Indonesia. MDGs merupakan isu nasional/ lokal sehari-hari dan menjadi prioritas bagi lembaga internasional.
MDGs sejalan dengan tujuan pembangunan, RPJPN 2005 - 2025 seperti penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan dan gizi, pembangunan kesehatan, pembangunan pendidikan dan keadilan serta kesetaraan gender.
            Berdasarkan tujuan MDGs 2015, target Indonesia menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian bayi (AKB) 23 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI, AKB masih 228/100.000 kelahiran hidup dan 34/1000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tergolong tinggi dan merupakan salah satu masalah utama kesehatan.
            Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan Derajat Kesehatan Masyarakat dan merupakan indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan, dimana AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
            Pemerintah berupaya menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) lewat berbagai program tetapi penurunannya lambat. Tantangan lain program penurunan AKI adalah masih besarnya proporsi kehamilan/ kelahiran pada usia terlalu muda/ terlalu tua. Berdasarkan kajian tindak lanjut hasil sensus penduduk tahun 2010, lebih dari 30% kematian ibu terjadi pada ibu usia dibawah 20 tahun dan ibu usia diatas 35 tahun, kemudian lebih dari 10% kematian ibu terjadi pada ibu lebih dari 4 anak.
            Dua puluh Provinsi di Indonesia masih memiliki masalah besar untuk kesehatan ibu dan bayi sehingga diperkirakan Indonesia tidak dapat memenuhi target MDGs 2015 untuk penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
            Enam provinsi Penyumbang Angka Kematian Ibu dan bayi terbesar yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Kabupaten Mandailing Natal merupakan kabupaten penyumbang kematian Ibu dan bayi untuk Sumatera Utara.
            Jumlah kematian ibu dan bayi di kabupaten Mandailing Natal dilatar belakangi oleh berbagai faktor antara lain masalah kesehatan, pelayanan selama kehamilan, melahirkan dan nifas, rasionalisasi sumber daya manusia kesehatan, Instrument peralatan, budaya masyarakat serta kondisi tofografis kabupaten Mandailing Natal yang merupakan daerah perbatasan yang terbagi atas wilayah dataran rendah, dataran tinggi serta pegunungan yang mempengaruhi akses mencapai fasilitas pelayanan kesehatan dan Rumah sakit sebagai Pusat Rujukan.
            Adapun Jumlah kematian ibu di kabupaten Mandailing Natal beserta faktor penyebabnya pada dekade 3 (tiga) tahun terakhir sebagai berikut :
a.     Pada tahun 2012 sebanyak 10 kasus yaitu 2 kasus ibu hamil, 3 kasus ibu melahirkan, 5 kasus ibu nifas dengan faktor penyebab masalah kesehatan berupa perdarahan, eklampsia dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan  dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
b.     Pada tahun 2013 sebanyak 12 kasus yaitu 4 kasus ibu hamil, 6 kasus ibu melahirkan, 2 kasus ibu nifas dengan faktor penyebab masalah kesehatan berupa perdarahan, eklampsia dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
c.      Pada tahun 2014 sebanyak 13 kasus yaitu 2 kasus ibu hamil, 7 kasus ibu melahirkan, 4 kasus ibu nifas dengan faktor penyebab masalah kesehatan berupa perdarahan, eklampsia dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
            Jumlah kematian bayi beserta faktor penyebabnya di kabupaten Mandailing Natal pada dekade 3 (tiga) tahun terakhir sebagai berikut :
a.     Pada tahun 2012 sebanyak 217 kasus dengan faktor penyebab berupa masalah kesehatan seperti BBLR, Asfiksia, Tetanus neonatorum dan lahir mati. Serta karena faktor sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
b.     Pada tahun 2013 sebanyak 158 kasus dengan faktor penyebab berupa masalah kesehatan seperti BBLR, Asfiksia, Demam, lahir mati dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
c.      Pada tahun 2014 sebanyak 201 kasus dengan faktor penyebab berupa masalah kesehatan seperti BBLR, Asfiksia, ISPA, lahir mati dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.


03.      TUJUAN PERUBAHAN

a.     Jangka Pendek
1.      Meningkatkan Peran Serta masyarakat dalam Rangka Optimalisasi Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Kematian Bayi, lewat kegiatan pembentukan kelas ibu hamil, kelas ibu bayi dan balita.
2.      Meningkatkan pengetahuan masyarakat persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan aman.
3.      Meningkatkan Kualitas Pelayanan Gawat Darurat Maternal, Neonatal, Penguatan Sistem Rujukan dan Tata kelola klinik dengan melakukan Kajian Assessment Instrument Puskesmas / supervisi fasilitatif ke puskesmas.
4.      meningkatan kemampuan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Audit Maternal Perinatal (AMP) dan pengAktifan tim AMP yang ada sebagai pengkaji audit  marternal prenatal, yang berfungsi sebagai tim efektif dalam pengkajian kasus perumusan rekomendasi, pengembangan praktek, untuk pembinaan dan evaluasi serta memberikan masukan dalam mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi.
5.      Buku kesehatan ibu dan anak (KIA), merupakan buku wajib bagi ibu hamil, Kelas Ibu Hamil, bayi dan balita di Kelas Ibu hamil Bayi dan Balita. Buku KIA merupakan dokumen bagi ibu, yang dapat juga dipakai sebagai alat Komunikasi Informasi Edukasi (KIE). 









b.     Jangka Menengah
1.    Merancang Peraturan Bupati tentang kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita dikabupaten Mandailing Natal.
2.    Memfasilitasi akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dengan tersedianya ambulance siaga, driver dan peralatan ambulance siaga.
3.    Mengaktifkan peran serta masyarakat dalam pembentukan Rumah Tunggu dibeberapa desa dan kecamatan.
4.    Membentuk Puskesmas EMAS Sayang Ibu dan bayi dibeberapa kecamatan di kabupaten Mandailing Natal.
5.    Tersedianya  dana jaminan persalinan melalui APBD Kabupaten Mandailing Natal.


c.     Jangka Panjang
1.    Terbentuknya 26 puskesmas EMAS Sayang ibu dan bayi
2.    Terbentuknya RSUD sebagai Rumah Sakit  Pusat Rujukan.

04.    MANFAAT PERUBAHAN

1.    Sarana pengembangan strategi bagi organisasi tentang Percepatan penurunan Jumlah kematian Ibu dan bayi di kabupaten Mandailing Natal
2.    Sarana dalam Penganggaran yang berhubungan dengan kesehatan Ibu dan Bayi








05.  RUANG LINGKUP PERUBAHAN
1.    Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak melalui pembentukan kelas Ibu hamil, Bayi dan Balita terbentuk di seluruh kecamatan/puskesmas, kelurahan dan desa se-Kabupaten Mandailing Natal.
2.    Tata kelola klinis dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di puskesmas dengan melakukan kajian assessment / Supervisi Fasilitatif.
3.    meningkatan kemampuan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Audit Maternal Perinatal (AMP) dan pengAktifan tim AMP yang ada sebagai pengkaji audit  marternal prenatal, yang berfungsi sebagai tim efektif dalam pengkajian kasus perumusan rekomendasi, pengembangan praktek, untuk pembinaan dan evaluasi serta memberikan masukan dalam mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi.
 Akses Sistem Rujukan dengan menyiapkan Ambulance siaga, driver/ supir siaga dan peralatan Ambulance Siaga.
4.   Sosialisasi dan Advokasi kepada Pemangku Kebijakan Daerah dalam perumusan dan pembuatan produk hukum  tentang Kesehatan Ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita dikabupaten Mandailing Natal dengan terbitnya Peraturan Bupati atau Surat Edaran Bupati.

06.      OUTPUT KUNCI
Kegiatan Pelaksanaan Proyek Perubahan sebagai berikut :
No
MILESTON
KEGIATAN
OUT POUT
PENANGGUNG  JAWAB
WAKTU
A

1











Tahapan I jangka pendek

Memberikan pengetahuan tentang kesehatan bagi Ibu hamil dan Ibu bayi dan balita, di kecamatan, kelurahan, desa yang memiliki Ibu hamil dan Ibu yang memiliki bayi dan balita dgn harapan para ibu hamil, ibu bayi dan balita dapat saling berinteraksi, saling berbagi pengalaman dan dapat menambah pengetahuan masing-masing, Kelas ibu hamil, kelas ibu bayi dan balita ini difasilitasi oleh Fasilitator yang sudah dilatih, Kelas ibu hamil, Kelas bayi dan balita dapat dilaksanakan
di puskesmas, puskesmas pembantu atau fasilitas kesehatan lainnya dan juga bisa dilaksanakan dirumah warga yang sudah disepakati oleh para ibu.


-  Lounching Kelas ibu hamil dan kelas ibu bayi dan balita.
- Memfasilitasi kelas ibu hamil, kelas ibu bayi dan balita dgn fasilitator yang sdh dilatih dan sarana prasarana seperti buku KIA, lembar balik dan KMS. Set Peraga, CD senam Hamil, dll.
- Monev pelaksanaan kelas ibu hamil,
kelas ibu bayi dan balita



- SK Kelas Ibu hamil
Kelas ibu bayi dan balita
- Bunner
- Fasilitator terlatih
- Dokumen laporan pelaksanaan Kelas ibu hamil, kelas ibu bayi dan balita.



Kabid YANKES


September s/d Desember 2015
2




Peningkatan kualitas kemampuan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Audit Maternal Perinatal (AMP) berupa kajian untuk mengetahui penyebab kematian dan kesakitan ibu dan bayi agar tidak terjadi lagi dimasa yang akan datang.

- Rapat Tim Audit Maternal Perinatal (AMP)
- Pertemuan dalam rangka peningkatan kemampuan tenaga kesehatan dlm melaksanakan Audit Maternal perinatal
-SK Tim AMP
- Dokumen Laporan AMP

Kabid YANKES
September s/d Desember 2015
3
Melakukan kajian instrument puskemas / supervisi fasilitatif kepuskesmas untuk meningkatkan kualitas pelayanan gawat darurat Maternal, Neonatal dan penguatan sistem rujukan serta tata kelola klinis yang baik.

                                              

- Rapat tim
Internal dan
Tim ahli
- Mengkaji dgn Alat Pantau
Pelaksanaan.
- Monev hasil pantauan.
- SK tim
Petugas
- Form Alat Pantau
- Rencana tindak lanjut, Hasil.
-Dokumen laporan Alat dan Hasil Pantauan.
Kabid YANKES
September s/d Desember 2015
4
Melakukan sosialisasi bersalin di Fasilitas Kesehatan. Sosialisasi ini dilakukan  dengan advokasi ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mandailing Natal dan juga para Tokoh Masyarakat di 23 Kecamatan di kabupaten Mandailing Natal.
- Advokasi ke DPRD.
- Penyuluhan bersalin di fasilitas kesehatan.

- Surat Edaran Bupati tentang Persalinan di faskes.
- Bunner.
- Dokumen
Kabid Yankes
September s/d Desember 2015
5
Buku kesehatan ibu dan anak (KIA), merupakan buku wajib bagi ibu hamil, Kelas Ibu Hamil, bayi dan balita di Kelas Ibu hamil Bayi dan Balita.
- Pengadaan Buku KIA
- Buku KIA
Kabid Yankes
September s/d Desember 2015
B

1



Tahap II Jangka Menengah

Merancang  Peraturan Bupati Tentang kesehatan Ibu,Bayi baru lahir, bayi dan balita serta Advokasi ke pemangku kebijakan daerah



-Tim Penyusun    Draf Perbup
-Koordinasi Ke SEKDA
-Eksaminasi Ke Bagian Hukum


Perbup


Sekretaris, kabid yankes


Desember 2015 s/d Desember 2016
2
Mengaktifkan peran serta masyarakat dalam pembentukan rumah tunggu
Sosialisasi
Advokasi lintas sektor

Rumah tunggu
Bag Promkes
Desember 2015 s/d Desember 2016
3
Ambulance stanbay untuk rujukan

Pengangkatan Honor supir ambulance
Supir Ambulance
Sub Bag Program
Desember 2015 s/d Desember 2016
4
Bantuan Jaminan Persalinan Gratis dari Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal kepada masyarakat.  
- Usulan Draff RKA, KAK
- Advokasi ke DPKAD
- SK Bupati
- DPA  Jampersal Gratis
Sarjamkes
Desember 2015 s/d Desember 2016
5
Puskesmas Emas yang ada menginovasi Puskesmas Sayang Ibu dan Bayi.

- Rapat Tim
-Usulan Draff
-Advokasi ke DPKAD
- SK Bupati
- DPA  
Sekretaris
Kabid Yankes
Desember 2015 s/d Desember 2016
C.
Tahap III Jangka Panjang




1
Terbentuknya 26 Puskesmas EMAS sayang  ibu dan bayi
Loka karya penyamaan visi, Pendampingan puskesmas,
Work  shop
SkBupati


Sekretaris, kabid yankes

2017
2
RSUD Sebagai RS Pusat Rujukan Yang Berfungsi Secara Optimal

Loka Karya Penyamaan Visi,Pendampingan RSU,
Work  Shop
Sk Bupati.
Sekretaris, kabid yankes, tim tehnis
2017
07.  TATA KELOLA PROYEK

STRUKTUR


SPONSOR
BUPATI MADINA
DRS. DAHLAN HASAN NASUTION
SEKDA KAB. MADINA
Drs. MHD. SYAFEI LUBIS, M.Si
 
 



                                                                                                                                                           
               
                                                                                                                                                               



PROJECT LEADER
Drg. ISMAIL LUBIS
 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               
 

















DESKRIPSI
1.    Sponsor adalah sebagai Atasan Langsung yaitu Bapak Bupati Mandailing Natal dan Bapak Sekretaris Daerah Kabupaten Mandailing Natal sebagai Mentor.
2.    Project Leader adalah sebagai Penanggung Jawab Proyek, yang merupakan Peserta DIKLAT PIM II ANGKATAN XLI KELAS L TAHUN 2015.
3.    Kelompok Kerja (POKJA) adalah Tim efektif yang mendukung pelaksanaan Proyek Perubahan. Pokja terdiri Tim Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Bayi dan Balita. Tim ini efektif dalam pengelolaan setiap kelas dan bekerjasama dengan Fasilitator dan melakukan Monitoring Evaluasi terhadap pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Bayi dan Balita.
Pokja Penyelia fasilitatif merupakan tim yang mengkaji instrument puskesmas dengan menggunakan alat pantau dan melaporkan hasil pantau untuk standarisasi puskesmas.
Pokja penyelamatan ibu dan bayi serta Pokja Audit Maternal Perinatal (AMP) merupakan tim yang menelusuri penyebab dan mengkaji jumlah kematian ibu dan bayi.
4.    Coach adalah sebagai  Pembimbing Project Leader dalam Area Perubahan Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Bayi.


08.      ANGGARAN

Anggaran Proyek Perubahan ini direncanakan akan diadvokasikan kepada Pemangku Kebijakan sehingga tertampung dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Mandailing Natal (P - APBD) tahun 2015 dan tertampung pada APBD tahun 2016 dan 2017 seterusnya.





Dengan Rincian  P- APBD tahun 2015 Sebagai berikut :
No
Deskripsi
Jumlah
1
Pembentukan kelas ibu hamil
36.995.000
2
Pembentukan kelas ibu bayi dan balita
34.365.000
3
Sosialisasi bersalin di fasilitas kesehatan
 36.705..000
4
Peningkatan kemampuan Tenaga Kesehatan dalam Melaksanakan Audit Maternal Perinatal (AMP)
56.380.000
5
Supervisi Fasilitatif ke Puskesmas
29.305.000
6
Driver Ambulance
50.400.000
7
Pengadaan Buku KIA
100.000.000
















09.     IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
Adapun instansi/ individu yang berkepentingan dan memiliki pengaruh terhadap hasil akhir dari proyek perubahan yang bersifat positif yang mendukung adalah sebagai berikut :

        P   O   W   E   R
       KEPENTINGAN
DPR
SEKDA
KETUA TP-PKK
DPKAD
BAPPEDA
BUPATI
KADIS DINKES
KABID YANKES
KASUBBAG PROGRAM
KASIE YANDAS
KASIE PROMKES
KASIE RUJUKAN
KEPALA PUSKESMAS
SEKRETARIS
KABID PMK
KABID SDM
KASIE SARJAMKES

EMAS
IDI
IBI
RSU
FMM
PMI
BPJS
         KEPENTINGAN












Secara implisit dapat dilihat sebagai berikut :
I n t e r n a l
E k t e r n a l
v  Sekretaris
v  Kasubag Program
v  Kabid Pelayanan Dan Promosi Kesehatan
v  Kabid PMK
v  Kabid SDM
v  Kaseksi Pelayanan Dasar
v  Kaseksi Rujukan
v  Kaseksi Sarjamkes
v  Kepala Puskesmas  Kabupaten Mandaling Natal

v  BUPATI
v  DPR
v  Sekretaris Daerah
v  Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten
v  DPKAD
v  BAPEDA
v  Kepala Dinas Kesehatan
v  RSUD & RSU Suwasta
v  Emas, Expanding Maternal & Neonatal Survival
v  FMM (Forum Masyarakat Madani)
v  PMI (Palang Merah Indonesia)
v  BPJS
v  IDI, IBI















PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

1.     CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN

Berdasarkan Milestone Jangka Pendek yang disusun yaitu :
1.      Memberikan pengetahuan tentang kesehatan bagi Ibu hamil dan Ibu bayi dan balita yang merupakan sebuah Inovasi, dengan terbentuknya kelas Ibu hamil dan Ibu bayi dan balita di kecamatan, kelurahan, desa yang memiliki Ibu hamil dan Ibu yang memiliki bayi dan balita diharapkan para ibu hamil, ibu bayi dan balita dapat saling berinteraksi, saling berbagi pengalaman dan dapat menambah pengetahuan masing-masing.
Kelas ibu hamil, kelas ibu bayi dan balita ini difasilitasi oleh Fasilitator yang sudah dilatih, Kelas ibu hamil. Pelaksanaannya dapat di laksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu atau fasilitas kesehatan lainnya dan juga dapat dilaksanakan dirumah warga yang sudah disepakati oleh para ibu dengan jumlah peserta 5-15 orang Ibu hamil, dan ibu yang memiliki Bayi dan Balita.
Pembentukan Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu bayi dan balita dilakukan di 26 Puskesmas/Kecamatan secara bertahap, Lounching pertama di kecamatan Tambangan yang merupakan wilayah Kerja Puskesmas Tambangan pada  tanggal 02 November 2015.
Telah terbentuk Kelas Ibu Hamil, Bayi dan Balita Di Puskesmas Sihepeng Molintang, Naga Juang, Mompang, Gunung Tua, Kuta Bargot, Longat, Panyabungan Jae, Maga, Kayu Laut, Tambangan, Kota Nopan, Ulu Pungkut, Muara Soma, Sinunukan, Muara Simpongi dan Pakantan.
Pembentukan berdasarkan surat keputusan kepala kesehatan nomor : 800/52626/DINKES/2015.
Capaian kegiatan kunjungan posyandu meningkat 65% dan kunjungan ibu hamil ke petugas kesehatan 50 %.


2.      Melakukan sosialisasi bersalin di Fasilitas Kesehatan, oleh tenaga kesehatan kepada masyarakat di 23 kecamatan dan advokasi ke DPRD.
Penerbitan surat edaran Bupati tentang bersalin difasilitas kesehatan dan penjelasan surat edaran Bupati tentang fasilitas kesehatan.
Capaian kegiatan persalinan di fasilitas kesehatan mencapai 25 % ibu-ibu bersalin.

3.      Melakukan kajian instrument puskemas / supervisi fasilitatif ke puskesmas, untuk peningkatan kualitas pelayanan Gawat darurat Maternal, Neonatal dan penguatan sistem rujukan serta tata kelola klinis yang baik.
Pertemuan pembahasan dan pembentukan tim penyelia dan supervise fasilitatif kabupaten madina. Supervesi fasilitatif ke-26 puskesmas pada tanggal 09 november 2015 dengan menggunakan alat pantau klinis dengan hasil 10 nonfull support sudah mencapai nilai 20% dan yang 16 puskesmas non full support dengan hasil 0% belum sesuai standar akan tetapi sudah melakukan perubahan-perubahan dengan nilai pencapaian proses 10%.
(surat keputusan, lembar pantau, laporan hasil supervise, foto terlampir).

4.      Peningkatan kualitas kemampuan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Audit Maternal Perinatal (AMP) berupa kajian untuk mengetahui penyebab kematian dan kesakitan ibu dan bayi agar tidak terjadi lagi dimasa yang akan datang.
Terlaksananya peningkatan kemampuan tenaga kesehatan dalam melaksnakan audit material perinatal di adakan pada tanggal 16 s/d 17 november 2015.
(surat keputusan bupati, kerangka acuan pelaksanaan pertemuan, RTL, laporan pelaksanaan, foto, terlampir).

5.      Buku kesehatan ibu dan anak (KIA), merupakan buku wajib bagi ibu hamil, Kelas Ibu Hamil, bayi dan balita di Kelas Ibu hamil Bayi dan Balita. Buku KIA merupakan dokumen bagi ibu, yang dapat juga dipakai sebagai alat Komunikasi Informasi Edukasi (KIE).
Ibu hamil dan ibu bayi dan balita 100% memiliki buku KIA.


6.      Merancang Peraturan Bupati Mandailing Natal tentang KIBBLA (Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita). Pada Peraturan tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal diupayakan menanggung biaya kesehatan sejak masa kehamilan sampai dengan Balita, sehingga diharapkan akan lahirlah Generasi Emas di Kabupaten Mandailing Natal beberapa tahun kedepan.
Pertemuan internal tim efektif dan internal stekholder. Terbentunya peraturan  bupati mandailing natal tentang kelompok kerja penyelamatan ibu dan bayi untuk percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir, di kabupaten mandailing natal.
Tersusunnya draff peraturan bupati mandailing natal tentang kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita (KIBBLA).
(surat keputusan bupati, draff KIBBLA, Foto terlampir).

2.     KENDALA INTERNAL DAN EKSTERNAL

Setiap  kegiatan tidak dapat dipungkiri akan adanya kendala yang dihadapi, demikian juga dalam Implementasi Pelaksanaan Proyek Perubahan.

Secara internal kendala yang ada adalah:
1.    Kurangnya Pemahaman dari sebagian stakeholder akan pentingnya proyek perubahan ini.
2.    Masih asingnya proyek perubahan ini karena perbedaan persepsi
3.    Keterbatasan Waktu masing-masing Tim efektif karena adanya tugas pokok lain yang dikerjakan
4.    Masyarakat khususnya ibu sulit untuk dikumpulkan untuk mengadakan pertemuan karena faktor ekonomi dan pengetahuannya yang masih minim akan pentingnya hidup sehat.
5.    Sponsor merasakan Waktu dalam Pelaksanaan Proyek Perubahan sangat singkat.
6.    Kurangnya sarana yang mendukung Kegiatan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Bayi dan Balita.
Secara eksternal  kendala yang ada adalah :
1.    Cuaca yang ekstrim mempengaruhi pelaksanaan kegiatan dan menuju wilayah puskesmas yang berjauhan satu dengan yang lainnya.
2.    Keterbatasan Jalan sebagai Akses menuju Fasilitas Kesehatan.
3.    Jaringan Sosial Media yang belum merata di seluruh wilayah Puskesmas.
4.    Kemampuan dan keterbatasan SDM petugas kesehatan dipuskesmas sehingga terkendala dalam pencatatan, pelaporan dan tindak lanjut dilapangan.

3.     STRATEGI MENGATASI KENDALA

Untuk mengatasi Kendala Internal dilakukan:

1.    Pertemuan untuk memobilisasi Tim
2.    Peningkatan kemampuan tenaga kesehatan lewat pertemuan/pelatihan.
3.    Melakukan sosialisasi dan pertemuan dgn petugas kesehatan dipuskesmas dan warga masyarakat.

Untuk mengatasi kendala Eksternal dilakukan :
1.  Menjalin kerjasama lintas sektor dengan stakeholder sesuai bidang
2.  Melakukan pendekatan kepada stekholder dengan konsep adaptive leadership.


KESIMPULAN DAN SARAN


1.     KESIMPULAN

1.    Optimalisasi Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Mandailing Natal perlu adanya Komitmen bersama yang diwujudkan dalam Penandatanganan Naskah Kesepakatan Bersama.
2.    Jejaring yang terbentuk berkesinambungan
3.    Monitoring Evaluasi secara Rutin Merupakan kesinambungan pelaksanaan dilapangan.


2.    SARAN

1.    Diharapkan melalui Proyek Perubahan Ini Jumlah kematian Ibu dan Bayi dikabupaten Mandailing Natal dapat diminimalkan tanpa memandang faktor penyebabnya.
2.    Lahirnya generasi EMAS sebagai generasi penerus yang berdayaguna dan berdaya saing dari kabupaten Mandailing Natal.

Panyubangan 12 Desember 2015                    Penyabungan, 12 Desember 2015
Projek Lieder                                                             mentor,


Drg. Ismail Lubis                                             Drs. Mhd. Syafei Lubis, M.Si
NDH : 11                                                        pembina utama muda / IVc
                                                                              Nip. 195911091986021002



LAMPIRAN

1.    FOTO PELAKSANAAN DAN PEMBENTUKAN KELAS IBU HAMIL

20151105_121458.jpg20151105_131211.jpg

20151117_150610.jpg20151117_125650.jpg
IMG_20151130_132927.jpg20151120_091717.jpg



2.    FOTO PEMBENTUKAN DAN PELAKSANAAN KELAS IBU BAYI DAN BALITA

20151117_121050.jpgBayi 3.jpg

Bayi 4.jpgBayi 5.jpg

Bayi Balita 2.jpgBayi Balita.jpg



3.    FOTO SOSIALISASI PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN DENGAN DPRD KAB. MANDAILING NATAL
dpr8.jpgdpr7.jpg
dpr9.jpgdpr6.jpg
dpr3.jpgdpr5.jpg
4.    FOTO SUPERVISI FASILITATIF KE 26 PUSKESMAS

SP 1.jpgSP 2.jpg

SP 4.jpgSP 5.jpg

SP 6.jpgSP 7.jpg





5.    LAMPIRAN FOTO KEGIATAN PERTEMUAN AMP
2014-12-12 09.48.46.jpgIMG_20151209_142016.jpg
IMG_20151209_142033.jpgIMG_20151209_142036.jpg
FB_IMG_1449647012647.jpgFB_IMG_1449647044287.jpg



Tidak ada komentar:

Posting Komentar