01. IDENTITAS PROYEK
a. JUDUL
OPTIMALISASI
PERCEPATAN PENURUNAN KEMATIAN IBU DAN BAYI DI KABUPATEN MANDAILING NATAL
b.
DESKRIPSI
Kabupaten
Mandailing Natal merupakan daerah kabupaten paling
selatan dari wilayah Provinsi Sumatera Utara dan berbatasan langsung dengan
Provinsi Sumatera Barat dan Samudera Indonesia. Secara lengkap batas
administrasi wilayah Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut :
· Sebelah
Utara berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan
· Sebelah
Timur berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas
· Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat,
Provinsi Sumatera Barat
· Sebelah
Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia
Secara topografis Kabupaten Mandailing Natal
terbagi atas wilayah dataran rendah dan wilayah dataran tinggi dan daerah
pegunungan yang masing-masing daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda
baik dari topografi, kontur maupun iklim.
Pembagian wilayah
secara administratif, sampai dengan tahun 2015 wilayah Kabupaten Mandailing Natal
terbagi atas 23 kecamatan yang terdiri dari 407 desa/ kelurahan yang
masing-masing merupakan 380 desa dan 27 kelurahan.
Memiliki sarana
kesehatan berupa 26 puskesmas 3 merupakan Puskesmas Perawatan, 23 puskesmas Non
Perawatan, 2 RSUD dan 2 RS Swasta dengan
sumber daya manusia kesehatan dokter spesialis 23 orang, dokter umum 41orang,
dokter gigi 11 orang, perawat 267 orang, perawat gigi 11 orang, bidan 356
orang, analis 15 orang, kesehatan lingkungan 10 orang, kesehatan masyarakat 12
orang, gizi 14 orang, tenaga kefarmasian 28 orang dan lainnnya.
Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten
Mandailing Natal dilatar belakangi oleh berbagai faktor antara lain masalah
kesehatan, pelayanan selama kehamilan, melahirkan dan nifas, rasionalisasi
sumber daya manusia kesehatan, Instrument peralatan, budaya masyarakat serta
kondisi tofografis kabupaten Mandailing Natal yang merupakan daerah perbatasan
yang terbagi atas wilayah dataran rendah, dataran tinggi serta pegunungan yang
mempengaruhi akses mencapai fasilitas pelayanan kesehatan dan Rumah sakit
sebagai Pusat Rujukan.
Adapun Jumlah kematian ibu di
kabupaten Mandailing Natal beserta faktor penyebabnya pada dekade 3 (tiga)
tahun terakhir sebagai berikut :
a. Pada
tahun 2012 sebanyak 10 kasus yaitu 2 kasus ibu hamil, 3 kasus ibu melahirkan, 5
kasus ibu nifas dengan faktor penyebab masalah kesehatan berupa perdarahan,
eklampsia dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan
kesehatan.
b. Pada
tahun 2013 sebanyak 12 kasus yaitu 4 kasus ibu hamil, 6 kasus ibu melahirkan, 2
kasus ibu nifas dengan faktor penyebab masalah kesehatan berupa perdarahan,
eklampsia dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan
kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
c.
Pada tahun 2014 sebanyak 13 kasus yaitu 2
kasus ibu hamil, 7 kasus ibu melahirkan, 4 kasus ibu nifas dengan faktor
penyebab masalah kesehatan berupa perdarahan, eklampsia dan sebab lain terkait
budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan
sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan
kesehatan.
Jumlah kematian bayi beserta faktor
penyebabnya di kabupaten Mandailing Natal pada dekade 3 (tiga) tahun terakhir
sebagai berikut :
a.
Pada tahun 2012 sebanyak 217 kasus dengan
faktor penyebab berupa masalah kesehatan seperti BBLR, Asfiksia, Tetanus
neonatorum dan lahir mati. Serta karena faktor sebab lain terkait budaya
masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber
daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan
kesehatan.
b.
Pada tahun 2013 sebanyak 158 kasus dengan
faktor penyebab berupa masalah kesehatan seperti BBLR, Asfiksia, Demam, lahir
mati dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan
kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
c.
Pada tahun 2014 sebanyak 201 kasus dengan
faktor penyebab berupa masalah kesehatan seperti BBLR, Asfiksia, ISPA, lahir
mati dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan
kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut untuk mempercepat
penurunan kematian ibu dan bayi di kabupaten Mandailing Natal dilakukan Proyek Perubahan
terhadap faktor penyebab terjadinya kematian ibu dan bayi.
Dengan Prioritas Penanganan Penyebab
kematian Ibu berdasarkan urutan dan Prioritas Penanganan sebagai berikut :
1.
Kurangnya pengetahuan masyarakat terutama ibu
hamil dan ibu yang mempunyai bayi dan balita dan kurangnya kemauan Ibu
hamil untuk memeriksakan kehamilannya serta masih adanya Budaya melahirkan di
dukun dan dirumah bukan di Fasilitas Kesehatan dengan tenaga kesehatan
merupakan permasalahan tentang kesehatan, dalam penurunan jumlah kematian ibu
dan bayi.
2. Akses
terhadap Fasilitas Pelayanan dan sarana pelayanan yang belum tertata dengan
baik serta pelayanan rujukan.
Dengan demikian Proyek Perubahan sebagai Inovasi untuk
mengatasi penyebab di atas adalah :
I. September s/d Desember 2015
1.
Memberikan pengetahuan tentang kesehatan bagi
Ibu hamil dan Ibu bayi dan balita yang merupakan sebuah Inovasi, dengan
terbentuknya kelas Ibu hamil dan Ibu bayi dan balita di kecamatan, kelurahan,
desa yang memiliki Ibu hamil dan Ibu yang memiliki bayi dan balita diharapkan
para ibu hamil, ibu bayi dan balita dapat saling berinteraksi, saling berbagi
pengalaman dan dapat menambah pengetahuan masing-masing.
Kelas
ibu hamil, kelas ibu bayi dan balita ini difasilitasi oleh Fasilitator yang sudah
dilatih, Kelas ibu hamil. Pelaksanaannya
dapat di laksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu atau
fasilitas kesehatan lainnya dan juga dapat dilaksanakan dirumah warga
yang sudah disepakati oleh para ibu dengan jumlah peserta 5-15 orang Ibu hamil,
dan ibu yang memiliki Bayi
dan Balita.
Pembentukan Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu
bayi dan balita dilakukan di 26 Puskesmas/Kecamatan secara bertahap, Lounching
pertama di kecamatan Tambangan yang merupakan wilayah Kerja Puskesmas
Tambangan.
2.
Melakukan sosialisasi bersalin di Fasilitas
Kesehatan,
oleh tenaga kesehatan
kepada masyarakat di 23 kecamatan dan advokasi ke DPRD.
Penerbitan
surat edaran Bupati tentang bersalin difasilitas kesehatan dan penjelasan surat
edaran Bupati tentang fasilitas kesehatan.
3. Melakukan
kajian instrument puskemas / supervisi fasilitatif
ke puskesmas, untuk
peningkatan kualitas pelayanan
Gawat darurat
Maternal, Neonatal dan penguatan sistem rujukan serta tata kelola klinis yang
baik.
4.
Peningkatan kualitas kemampuan tenaga
kesehatan dalam melaksanakan Audit Maternal Perinatal (AMP) berupa kajian untuk
mengetahui penyebab kematian dan kesakitan ibu dan bayi agar tidak terjadi lagi
dimasa yang akan datang.
5.
Buku
kesehatan ibu dan
anak (KIA), merupakan buku wajib bagi ibu hamil, Kelas Ibu Hamil, bayi dan balita di Kelas Ibu hamil Bayi dan Balita.
Buku
KIA merupakan dokumen bagi ibu, yang dapat juga dipakai sebagai alat Komunikasi
Informasi Edukasi (KIE).
6.
Merancang Peraturan Bupati Mandailing Natal tentang
KIBBLA (Kesehatan Ibu, Bayi Baru
Lahir, Bayi dan Balita). Pada Peraturan tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten
Mandailing Natal diupayakan menanggung biaya kesehatan sejak masa kehamilan
sampai dengan Balita, sehingga diharapkan akan lahirlah Generasi Emas di
Kabupaten Mandailing Natal beberapa tahun kedepan.
II. Desember 2015 s/d Desember 2016
1.
Advokasi kebijakan Daerah tentang kesehatan
ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita (KIBBLA) dengan terbentuknya Peraturan
Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Balita sehingga tercapai
generasi Emas.
2.
Advokasi Anggaran untuk kebijakan tersebut diatas dan
Untuk Bantuan Jaminan Persalinan Gratis dari Pemerintah Daerah Kabupaten
Mandailing Natal kepada masyarakat.
3.
Puskesmas Emas yang ada menginovasi Puskesmas
Sayang Ibu dan Bayi.
III. Tahun 2017
Puskesmas
Sayang Ibu dan RSUD menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan.
c.
SPONSOR
Adapun Atasan/Pejabat atau Seseorang
dalam organisasi yang bersikap bijak dan dewasa yang dapat memberikan
pengetahuan, pengalaman dan membuka pintu - pintu peluang yang membantu peserta
dalam organisasi untuk mencapai potensi untuk berkinerja dalam organisasi
adalah Bapak Drs. Dahlan Hasan Nasution
selaku Bupati Mandailing Natal dan Atasan Langsung peserta Diklatpim II dan Drs.
MHD. Syafei Lubis, M.Si selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Mandailing Natal
sebagai Mentor.
d. PROJECT
LEADER
Proyek perubahan ini akan dipimpin langsung oleh peserta
Diklatpim II Angkatan XLI Kelas L tahun 2015 nama Drg. Ismail Lubis, NDH II, Instansi
Dinas Kesehatan kabupaten Mandailing Natal.
e. SUMBER DAYA TIM
Adapun sumber daya tim efektif ini berupa adanya :
01. Kelompok Kerja (POKJA)
1. SK Bupati Mandailing Natal Nomor : 440/237/K/2015
tentang Kelompok Kerja Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir di Kabupaten
Mandailing Natal.
2.
SK Bupati Mandailing Natal Nomor : 440.444/448/K/2015 tentang TIM Audit
Maternal Perinatal Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015.
3. SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madina
Nomor: 800/2900/Dinkes/2015 tentang Pembentukan Tim Penyelia Fasilitatif dan
Supervisi Fasilitatif Tingkat Kabupaten Madina Tahun 2015.
4. SK kepala dinas kesehatan
kabupaten mandailing natal nomor : 800/5062/DINKES/2015.
02. Persalinan di Fasilitas Kesehatan
1.
Surat Edaran Bupati Mandailing Natal Nomor:
440/1128/DINKES/2015 tentang Pertolongan Persalinan di Laksanakan di Fasilitas
Kesehatan Milik Pemerintah dan Swasta.
2.
Penjelasan Surat Edaran Nomor :
440/1836/DINKES/2015.
Tentang Penetapan Tim Pembentukan Kelas Ibu Hamil, Bayi dan Balita Di Kabupaten
Mandailing Natal.
03. Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA), Anggaran tertampung di P - APBD kabupaten
Mandailing Natal tahun 2015.
02. LATAR BELAKANG
Millenium
Development Goals (MDGs) merupakan komitmen dari 180 Kepala
Negara termasuk Pemerintah Republik Indonesia yang bertujuan untuk
mensejahterakan umat manusia. MDGs
merupakan paket berisi tujuan yang mempunyai batas waktu dan terukur untuk
menanggulangi kemiskinan, kelaparan, penyakit, buta aksara, penurunan kualitas
lingkungan dan diskriminasi perempuan.
Target
MDGs di Indonesia sebenarnya
permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia sehari-hari yang terkait kesehatan
meliputi gizi, kesehatan anak, kesehatan ibu, penyakit menular, air minum,
sanitasi, hal ini merupakan permasalahan aktual di Indonesia. MDGs merupakan isu nasional/ lokal
sehari-hari dan menjadi prioritas bagi lembaga internasional.
MDGs sejalan dengan tujuan pembangunan,
RPJPN 2005 - 2025 seperti penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan dan gizi,
pembangunan kesehatan, pembangunan pendidikan dan keadilan serta kesetaraan
gender.
Berdasarkan
tujuan MDGs 2015, target Indonesia
menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup,
Angka Kematian bayi (AKB) 23 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI, AKB masih 228/100.000
kelahiran hidup dan 34/1000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu dan bayi di
Indonesia masih tergolong tinggi dan merupakan salah satu masalah utama
kesehatan.
Angka
kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan
Derajat Kesehatan Masyarakat dan merupakan indikator keberhasilan pembangunan
sektor kesehatan, dimana AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari
suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya
selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas tanpa memperhitungkan lama
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Pemerintah
berupaya menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) lewat
berbagai program tetapi penurunannya lambat. Tantangan lain program penurunan
AKI adalah masih besarnya proporsi kehamilan/ kelahiran pada usia terlalu muda/
terlalu tua. Berdasarkan kajian tindak lanjut hasil sensus penduduk tahun 2010,
lebih dari 30% kematian ibu terjadi pada ibu usia dibawah 20 tahun dan ibu usia
diatas 35 tahun, kemudian lebih dari 10% kematian ibu terjadi pada ibu lebih
dari 4 anak.
Dua
puluh Provinsi di Indonesia masih memiliki masalah besar untuk kesehatan ibu
dan bayi sehingga diperkirakan Indonesia tidak dapat memenuhi target MDGs
2015 untuk penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Enam
provinsi Penyumbang Angka Kematian Ibu dan bayi terbesar yaitu Sumatera Utara,
Banten, Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Kabupaten
Mandailing Natal merupakan kabupaten penyumbang kematian Ibu dan bayi untuk
Sumatera Utara.
Jumlah
kematian ibu dan bayi di kabupaten Mandailing Natal dilatar belakangi oleh
berbagai faktor antara lain masalah kesehatan, pelayanan selama kehamilan,
melahirkan dan nifas, rasionalisasi sumber daya manusia kesehatan, Instrument
peralatan, budaya masyarakat serta kondisi tofografis kabupaten Mandailing
Natal yang merupakan daerah perbatasan yang terbagi atas wilayah dataran
rendah, dataran tinggi serta pegunungan yang mempengaruhi akses mencapai
fasilitas pelayanan kesehatan dan Rumah sakit sebagai Pusat Rujukan.
Adapun
Jumlah kematian ibu di kabupaten Mandailing Natal beserta faktor penyebabnya
pada dekade 3 (tiga) tahun terakhir sebagai berikut :
a.
Pada tahun 2012 sebanyak 10 kasus yaitu 2
kasus ibu hamil, 3 kasus ibu melahirkan, 5 kasus ibu nifas dengan faktor
penyebab masalah kesehatan berupa perdarahan, eklampsia dan sebab lain terkait
budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan
sumber daya manusia bidang kesehatan dan
kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
b.
Pada tahun 2013 sebanyak 12 kasus yaitu 4
kasus ibu hamil, 6 kasus ibu melahirkan, 2 kasus ibu nifas dengan faktor
penyebab masalah kesehatan berupa perdarahan, eklampsia dan sebab lain terkait
budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan
sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan
kesehatan.
c.
Pada tahun 2014 sebanyak 13 kasus yaitu 2
kasus ibu hamil, 7 kasus ibu melahirkan, 4 kasus ibu nifas dengan faktor
penyebab masalah kesehatan berupa perdarahan, eklampsia dan sebab lain terkait
budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan
sumber daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan
kesehatan.
Jumlah kematian bayi beserta
faktor penyebabnya di kabupaten Mandailing Natal pada dekade 3 (tiga) tahun
terakhir sebagai berikut :
a.
Pada tahun 2012 sebanyak 217 kasus dengan
faktor penyebab berupa masalah kesehatan seperti BBLR, Asfiksia, Tetanus
neonatorum dan lahir mati. Serta karena faktor sebab lain terkait budaya
masyarakat, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber
daya manusia bidang kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan
kesehatan.
b.
Pada tahun 2013 sebanyak 158 kasus dengan
faktor penyebab berupa masalah kesehatan seperti BBLR, Asfiksia, Demam, lahir
mati dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan
kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
c.
Pada tahun 2014 sebanyak 201 kasus dengan
faktor penyebab berupa masalah kesehatan seperti BBLR, Asfiksia, ISPA, lahir
mati dan sebab lain terkait budaya masyarakat, akses terhadap fasilitas
pelayanan kesehatan, keterbatasan sumber daya manusia bidang kesehatan dan
kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
03.
TUJUAN PERUBAHAN
a.
Jangka Pendek
1.
Meningkatkan Peran Serta masyarakat dalam Rangka Optimalisasi
Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan
Kematian Bayi, lewat
kegiatan pembentukan kelas ibu hamil, kelas ibu bayi dan balita.
2.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat persalinan
di fasilitas pelayanan kesehatan
aman.
3.
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Gawat Darurat
Maternal, Neonatal, Penguatan Sistem Rujukan dan Tata kelola klinik dengan
melakukan Kajian Assessment Instrument Puskesmas / supervisi fasilitatif ke
puskesmas.
4.
meningkatan kemampuan tenaga kesehatan dalam
melaksanakan Audit Maternal Perinatal (AMP) dan pengAktifan tim AMP yang ada sebagai pengkaji
audit marternal prenatal, yang berfungsi
sebagai tim efektif dalam pengkajian kasus perumusan rekomendasi, pengembangan
praktek, untuk pembinaan dan evaluasi serta memberikan masukan dalam
mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi.
5.
Buku
kesehatan ibu dan
anak (KIA), merupakan buku wajib bagi ibu hamil, Kelas Ibu Hamil, bayi dan balita di Kelas Ibu hamil Bayi dan Balita. Buku KIA merupakan
dokumen bagi ibu, yang dapat juga dipakai sebagai alat Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE).
b. Jangka Menengah
1. Merancang
Peraturan Bupati tentang kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan balita
dikabupaten Mandailing Natal.
2. Memfasilitasi
akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dengan tersedianya ambulance
siaga, driver dan peralatan ambulance siaga.
3. Mengaktifkan
peran serta masyarakat dalam pembentukan Rumah Tunggu dibeberapa desa dan
kecamatan.
4. Membentuk
Puskesmas EMAS Sayang Ibu dan bayi dibeberapa kecamatan di kabupaten Mandailing
Natal.
5. Tersedianya
dana jaminan persalinan melalui APBD Kabupaten Mandailing Natal.
c.
Jangka Panjang
1. Terbentuknya 26 puskesmas EMAS Sayang ibu dan bayi
2. Terbentuknya RSUD sebagai Rumah Sakit Pusat Rujukan.
04.
MANFAAT
PERUBAHAN
1.
Sarana pengembangan strategi bagi organisasi
tentang Percepatan penurunan Jumlah kematian Ibu dan bayi di kabupaten
Mandailing Natal
2.
Sarana dalam Penganggaran yang berhubungan
dengan kesehatan Ibu dan Bayi
05. RUANG LINGKUP PERUBAHAN
1.
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak melalui pembentukan kelas Ibu hamil,
Bayi dan Balita terbentuk di seluruh kecamatan/puskesmas, kelurahan dan desa se-Kabupaten Mandailing Natal.
2.
Tata kelola klinis dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di puskesmas dengan melakukan kajian assessment / Supervisi
Fasilitatif.
3. meningkatan
kemampuan tenaga kesehatan dalam melaksanakan Audit Maternal Perinatal (AMP) dan pengAktifan tim AMP yang ada sebagai pengkaji
audit marternal prenatal, yang berfungsi
sebagai tim efektif dalam pengkajian kasus perumusan rekomendasi, pengembangan
praktek, untuk pembinaan dan evaluasi serta memberikan masukan dalam
mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi.
Akses Sistem Rujukan dengan
menyiapkan Ambulance siaga, driver/ supir siaga dan peralatan Ambulance Siaga.
4. Sosialisasi dan Advokasi kepada Pemangku
Kebijakan Daerah dalam perumusan dan pembuatan produk hukum tentang Kesehatan Ibu, bayi baru lahir, bayi
dan balita dikabupaten Mandailing Natal dengan terbitnya Peraturan Bupati atau
Surat Edaran Bupati.
06.
OUTPUT
KUNCI
Kegiatan Pelaksanaan Proyek
Perubahan sebagai berikut :
No
|
MILESTON
|
KEGIATAN
|
OUT POUT
|
PENANGGUNG JAWAB
|
WAKTU
|
A
1
|
Tahapan I jangka pendek
Memberikan pengetahuan
tentang kesehatan bagi Ibu hamil dan Ibu bayi dan balita, di kecamatan,
kelurahan, desa yang memiliki Ibu hamil dan Ibu yang memiliki bayi dan balita
dgn harapan para ibu hamil, ibu bayi dan balita dapat saling berinteraksi,
saling berbagi pengalaman dan dapat menambah pengetahuan masing-masing, Kelas
ibu hamil, kelas ibu bayi dan balita ini difasilitasi oleh Fasilitator yang
sudah dilatih, Kelas ibu hamil, Kelas bayi dan balita dapat dilaksanakan
di puskesmas, puskesmas
pembantu atau fasilitas kesehatan lainnya dan juga bisa dilaksanakan dirumah
warga yang sudah disepakati oleh para ibu.
|
- Lounching Kelas ibu hamil dan kelas ibu bayi
dan balita.
- Memfasilitasi
kelas ibu hamil, kelas ibu bayi dan balita dgn fasilitator yang sdh dilatih
dan sarana prasarana seperti buku KIA, lembar balik dan KMS. Set Peraga, CD
senam Hamil, dll.
- Monev
pelaksanaan kelas ibu hamil,
kelas
ibu bayi dan balita
|
- SK Kelas
Ibu hamil
Kelas
ibu bayi dan balita
-
Bunner
- Fasilitator
terlatih
- Dokumen
laporan pelaksanaan Kelas ibu hamil, kelas ibu bayi dan balita.
|
Kabid
YANKES
|
September
s/d Desember 2015
|
2
|
Peningkatan kualitas kemampuan tenaga
kesehatan dalam melaksanakan Audit Maternal Perinatal (AMP) berupa kajian
untuk mengetahui penyebab kematian dan kesakitan ibu dan bayi agar tidak
terjadi lagi dimasa yang akan datang.
|
-
Rapat Tim Audit Maternal Perinatal (AMP)
- Pertemuan
dalam rangka peningkatan kemampuan tenaga kesehatan dlm melaksanakan Audit
Maternal perinatal
|
-SK
Tim AMP
-
Dokumen Laporan AMP
|
Kabid YANKES
|
September s/d Desember 2015
|
3
|
Melakukan
kajian instrument puskemas / supervisi fasilitatif kepuskesmas untuk
meningkatkan kualitas pelayanan gawat darurat Maternal, Neonatal dan
penguatan sistem rujukan serta tata kelola klinis yang baik.
|
-
Rapat tim
Internal
dan
Tim
ahli
-
Mengkaji dgn Alat Pantau
Pelaksanaan.
-
Monev hasil pantauan.
|
-
SK tim
Petugas
-
Form Alat Pantau
-
Rencana tindak lanjut, Hasil.
-Dokumen
laporan Alat dan Hasil Pantauan.
|
Kabid
YANKES
|
September s/d Desember 2015
|
4
|
Melakukan sosialisasi
bersalin di Fasilitas Kesehatan. Sosialisasi ini dilakukan dengan advokasi ke Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kabupaten Mandailing Natal dan juga para Tokoh Masyarakat di 23
Kecamatan di kabupaten Mandailing Natal.
|
-
Advokasi ke DPRD.
- Penyuluhan
bersalin di fasilitas kesehatan.
|
-
Surat Edaran Bupati tentang Persalinan di faskes.
-
Bunner.
-
Dokumen
|
Kabid
Yankes
|
September s/d Desember 2015
|
5
|
Buku kesehatan ibu dan anak (KIA), merupakan buku wajib bagi ibu hamil, Kelas Ibu Hamil, bayi dan balita di Kelas Ibu hamil Bayi dan Balita.
|
- Pengadaan
Buku KIA
|
- Buku
KIA
|
Kabid
Yankes
|
September s/d Desember 2015
|
B
1
|
Tahap II Jangka Menengah
Merancang Peraturan Bupati Tentang kesehatan Ibu,Bayi
baru lahir, bayi dan balita serta Advokasi ke pemangku kebijakan daerah
|
-Tim
Penyusun Draf Perbup
-Koordinasi
Ke SEKDA
-Eksaminasi
Ke Bagian Hukum
|
Perbup
|
Sekretaris,
kabid yankes
|
Desember
2015 s/d Desember 2016
|
2
|
Mengaktifkan
peran serta masyarakat dalam pembentukan rumah tunggu
|
Sosialisasi
Advokasi
lintas sektor
|
Rumah
tunggu
|
Bag Promkes
|
Desember 2015 s/d Desember 2016
|
3
|
Ambulance
stanbay untuk rujukan
|
Pengangkatan
Honor supir ambulance
|
Supir
Ambulance
|
Sub Bag Program
|
Desember 2015 s/d Desember 2016
|
4
|
Bantuan Jaminan Persalinan Gratis dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal kepada masyarakat.
|
- Usulan
Draff RKA, KAK
- Advokasi
ke DPKAD
|
- SK
Bupati
-
DPA Jampersal Gratis
|
Sarjamkes
|
Desember 2015 s/d Desember 2016
|
5
|
Puskesmas Emas yang ada menginovasi
Puskesmas Sayang Ibu dan Bayi.
|
-
Rapat Tim
-Usulan
Draff
-Advokasi
ke DPKAD
|
- SK
Bupati
-
DPA
|
Sekretaris
Kabid Yankes
|
Desember 2015 s/d Desember 2016
|
C.
|
Tahap III Jangka Panjang
|
|
|
|
|
1
|
Terbentuknya
26 Puskesmas EMAS sayang ibu dan bayi
|
Loka
karya penyamaan visi, Pendampingan puskesmas,
Work shop
|
SkBupati
|
Sekretaris,
kabid yankes
|
2017
|
2
|
RSUD
Sebagai RS Pusat Rujukan Yang Berfungsi Secara Optimal
|
Loka
Karya Penyamaan Visi,Pendampingan RSU,
Work Shop
|
Sk
Bupati.
|
Sekretaris,
kabid yankes, tim tehnis
|
2017
|
07. TATA KELOLA PROYEK
STRUKTUR
SPONSOR
BUPATI
MADINA
DRS.
DAHLAN HASAN NASUTION
SEKDA
KAB. MADINA
Drs. MHD. SYAFEI
LUBIS, M.Si
|
PROJECT
LEADER
Drg.
ISMAIL LUBIS
|
COACH
DRH. H. AHMAD SYAUKANI, M.PD
|
POKJA
Penyelamatan
Ibu Dan Bayi Untuk Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Bayi
|
POKJA
TIM
Audit Maternal Perinatal (AMP)
|
POKJA
Kelas
Ibu hamil, Kelas Ibu Bayi dan Balita
TIM
Penyelia Fasilitatif dan Supervisi Fasilitatif Tingkat Kabupaten Madina
|
DESKRIPSI
1. Sponsor
adalah sebagai Atasan Langsung yaitu Bapak Bupati Mandailing Natal dan Bapak
Sekretaris Daerah Kabupaten Mandailing Natal sebagai Mentor.
2. Project
Leader adalah sebagai Penanggung Jawab Proyek, yang merupakan Peserta DIKLAT
PIM II ANGKATAN XLI KELAS L TAHUN 2015.
3. Kelompok
Kerja (POKJA) adalah Tim efektif yang mendukung pelaksanaan Proyek Perubahan.
Pokja terdiri Tim Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Bayi dan Balita. Tim ini efektif
dalam pengelolaan setiap kelas dan bekerjasama dengan Fasilitator dan melakukan
Monitoring Evaluasi terhadap pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Bayi dan
Balita.
Pokja Penyelia fasilitatif merupakan tim
yang mengkaji instrument puskesmas dengan menggunakan alat pantau dan
melaporkan hasil pantau untuk standarisasi puskesmas.
Pokja penyelamatan ibu dan bayi serta
Pokja Audit Maternal Perinatal (AMP) merupakan tim yang menelusuri penyebab dan
mengkaji jumlah kematian ibu dan bayi.
4. Coach
adalah sebagai Pembimbing Project Leader
dalam Area Perubahan Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Bayi.
08.
ANGGARAN
Anggaran Proyek Perubahan
ini direncanakan akan diadvokasikan kepada Pemangku Kebijakan sehingga
tertampung dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Mandailing Natal (P - APBD) tahun 2015 dan tertampung pada APBD tahun 2016 dan
2017 seterusnya.
Dengan Rincian P- APBD tahun 2015 Sebagai berikut :
No
|
Deskripsi
|
Jumlah
|
1
|
Pembentukan kelas ibu hamil
|
36.995.000
|
2
|
Pembentukan
kelas ibu bayi dan balita
|
34.365.000
|
3
|
Sosialisasi
bersalin di fasilitas kesehatan
|
36.705..000
|
4
|
Peningkatan kemampuan Tenaga Kesehatan
dalam Melaksanakan Audit Maternal Perinatal (AMP)
|
56.380.000
|
5
|
Supervisi Fasilitatif ke Puskesmas
|
29.305.000
|
6
|
Driver Ambulance
|
50.400.000
|
7
|
Pengadaan Buku KIA
|
100.000.000
|
09. IDENTIFIKASI STAKEHOLDER
Adapun instansi/
individu yang berkepentingan dan memiliki pengaruh terhadap hasil akhir dari
proyek perubahan yang bersifat positif yang mendukung adalah sebagai berikut :
|
K E
|
PENTING AN à
|
↑
P
|
DPR
SEKDA
KETUA TP-PKK
DPKAD
BAPPEDA
|
BUPATI
KADIS DINKES
KABID YANKES
KASUBBAG PROGRAM
KASIE YANDAS
KASIE PROMKES
KASIE RUJUKAN
KEPALA PUSKESMAS
|
O
W
E
R
|
SEKRETARIS
KABID PMK
KABID SDM
KASIE SARJAMKES
|
EMAS
IDI
IBI
RSU
FMM
PMI
BPJS
|
|
KE
|
PENTINGAN à
|
Secara implisit dapat
dilihat sebagai berikut :
I n t e r n a l
|
E k t e r n a l
|
v Sekretaris
v Kasubag
Program
v Kabid
Pelayanan Dan Promosi Kesehatan
v Kabid
PMK
v Kabid
SDM
v Kaseksi
Pelayanan Dasar
v Kaseksi
Rujukan
v Kaseksi
Sarjamkes
v Kepala
Puskesmas Kabupaten Mandaling Natal
|
v BUPATI
v DPR
v Sekretaris
Daerah
v Ketua
Tim Penggerak PKK Kabupaten
v DPKAD
v BAPEDA
v Kepala
Dinas Kesehatan
v RSUD
& RSU Suwasta
v Emas,
Expanding Maternal & Neonatal Survival
v FMM
(Forum Masyarakat Madani)
v PMI
(Palang Merah Indonesia)
v BPJS
v IDI,
IBI
|
Lampiran
1
FORMULIR KEGIATAN PESERTA DIKLAT
PADATAHAP TAKING OWNERSHIP
1.
Nama Peserta
|
drg.
ISMAIL LUBIS
|
2.
Instansi
|
Dinas Kesehatan Kab. Mandailing
Natal
Provinsi Sumatera Utara
|
3.
Rencana
Proyek
Perubahan
|
Optimalisasi Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan bayi
di kabupaten Mandailing Natal
|
NO
|
HARI / TANGGAL
|
KEGIATAN
|
OUTPUT
|
DIINFOKAN KE COACH TANGGAL
|
PARAF MENTOR
|
1
|
Senin, 31 Agustus 2015
|
1.
Melaporkan kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Mandailing Natal tentang Breaktrough
I-Taking
Ownership Diklatpim Tk. II Angkatan XLI Kelas L
2.
Melakukan
Diagnostic Reading (Scoping Identifikasi masalah mengumpulkan data dan
informasi terkait permasalahan yang akan dijadikan proyek perubahan)
|
1.
Penetapan
Mentor yaitu : Sekretaris
Daerah:
Bapak. Drs. MHD, SYAFEI LUBIS, M.Si
Belum terlaksana karena Bapak Sekda di
luar kota
2.
Tersedianya
Data dan informasi terkait identifikasi masalah Area Perubahan
|
2 September 2015
|
|
2
|
Selasa, 1 September
2015
|
1.
Melakukan
briefing, rapat dengan unsur terkait di lingkup Dinas Kesehatan
2.
Melakukan
Rapat untuk Pembahasan Implementasi Area Perubahan Tentang Optimalisasi
Penanganan Terpadu Kematian Ibu dan bayi di Kabupaten Mandailing Natal
3.
Melakukan
Analisa informasi untuk proyek perubahan
|
1.
Dukungan staf
2.
Mengetahui secara
jelas permasalahan sekitar topik area perubahan yang akan dibahas
3.
Tersusunnya Draft
Proyek Perubahan
|
2 September 2015
|
|
3
|
Rabu, 2 September 2015
|
Rapat koordinasi
|
-
Penyesuaian jadual
kegiatan proyek perubahan
|
|
|
4
|
Rabu, 2 September 2015
|
1.
Hasil penyusunan Draft materi perubahan dikonsultasikan kepada mentor
2.
Penandatanganan rencana area proyek perubahan
|
1.
Persetujuan dari mentor
2.
Ditandatanganinya proyek perubahan
|
2 September 2015
|
|
5
|
Kamis, 3 September 2015
|
1.
Melakukan rapat
untuk mengkaji tentang percepatan
penurunan kematian ibu dan anak
2.
Melakukan analisa materi proyek perubahan dengan
melihat kondisi eksisting.
3.
Melaporkan
kepada Coach tentang mentor peserta Diklatpim Tk. II Angkatan XLI
|
1.
Teridentifikasinya
bahan-bahan penyusunan proyek perubahan
2.
Tersedianyan bahan
untuk penyusunan materi perubahan
3.
Konsultasi
|
2 September 2015
|
|
6
|
Jum’at, 4 September
2015
|
Merumuskan materi proyek perubahan dengan tahapan-tahapannya
|
1.
Tersusunnya Draft
proyek perubahan
2.
Memantau kegiatan pelayanan kesehatan
|
20 September 2015
|
|
Panyabungan, September 2015
Peserta Diklatpim Tingkat II
drg. ISMAIL LUBIS
Lampiran
2
FORMULIR
BAGI MENTOR PADA TAHAP TAKING OWNERSHIP
1. Nama
Peserta
|
drg.
ISMAIL LUBIS
|
2.
Instansi
|
Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal
|
3. RencanaProyek Perubahan
|
1. Optimalisasi
Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan bayi di Kabupaten Mandailing Natal.
|
Catatan
terhadap Rencana Aksi Perubahan yang disiapkan peserta :
|
|
Rekomendasi
:
|
Panyabungan, September 2015
Mentor,
Drs. MHD. SYAFEI LUBIS,
M.Si
Pembina UtamaMuda / IVc
NIP. 195911091986021002
Lampiran
3
FORMULIR
BAGI COACH PADA TAHAP TAKING OWNERSHIP
1.
Nama Peserta
|
drg.
ISMAIL LUBIS
|
2.
Instansi
|
Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal
|
3. RencanaProyek Perubahan
|
1. Optimalisasi
Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan bayi di Kabupaten Mandailing Natal.
|
Catatan
terhadap Rencana Aksi Perubahan yang disiapkan peserta :
Proyek
perubahan ini harus di laksanakan untuk optimalisasi percepatan penurunan
angka kematian ibu dan bayi dan capaian MDGS 2015.
|
|
Angka
kematian ibu dan bayi (AKI dan AKB) merupakan indikator kesejahteraan
masyarakat, Peningkatan IPKM Madina dan keberlanjutan, Proyek Perubahan ini
akan di tindak lanjuti dengan peraturan Bupati Mandailing Natal.
|
Aceh Besar, ………………...2015
Coach,
drh. H. AHMAD
SYAUKANI, M.Pd
NIP. 196112171989031004
Lampiran
4
D o
k u m
e n t
a s i
Lokasi : Ruang kerja sekda DRS.MHD SYAFEI LUBIS M.Si
Topik : Bertemu Dengan Mentor Membahas
RPP
Lokasi : Ruang rapat Dinkes
Diskusi : Rapat dengan Ka.Puskesmas dan
bidan Koordinator
Lokasi : Ruang Kerja Kadinkes
Topik :Rapat dengan tim emas
Lokasi : Ruang Kerja Sekda
Topik : Rapat Koordinasi Sekda, Tim Emas Dan
Kadinkes
Lokasi : Aula Kantor Bupati
Topik : Rapat Dengan Bupati DRS.H.DAHLAN HASAN NST,
Kadinkes, Direktur Rumah Sakit, Tim Emas, Para Kepala Bidang RSU Dinkes, Kepala
Puskesmas, FMM, Stakeholder Terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar